Yang Pop dan Uptodate

Jumat, 28 Juni 2013

Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA N 1 Watansoppeng

Dalam rangka mengembangkan diri siswa, SMA N 1 Watansoppeng mengadakan beberapa kegiatan pengembangan diri dalam bentuk ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah sebagai berikut:

1. Palang Merah Remaja (PMR)
2. Pramuka
3. Sispala (Siswa Pencinta Alam)
4. Paskibra
5. Seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Tari, dan Drum Band)
6. Olahraga (Basket, Volley, Tenis meja, Bulu tangkis,Beladiri/Karate, dan Atletik)
7. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
8. ECC (English conversation club)
9. Bengkel bahasa
10. PIK Remaja

foto beberapa kegiatan ekskul di SMA N 1 Watansoppeng:



Visi Misi SMA N 1 Watansoppeng

VISI SMA NEGERI 1 WATANSOPPENG
Berprestasi, Berkreasi, dan Berbudaya


MISI SMA NEGERI 1WATANSOPPENG
1.         Meningkatkan prestasi siswa di bidang akademik dan non-akademik
2.         Meningkatkan penguasaan siswa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi modern
3.         Meningkatkan kreativitas siswa di bidang olahraga dan seni serta iptek
4.  Menanamkan budaya 5 S (senyum, salam, sapa, sipakalebbi, sipakatau, dan sipakainge)
5.         Menanamkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri siswa.



Kamis, 23 Mei 2013

LULUS, LULUS, LULUS....HOREE....

Hal yang ditunggu-tunggu bagi siswa kelas XII di SMA N 1 Watansoppeng adalah penentuan kelulusan. Setelah mengikuti UN 2012/2013, rasa penasaran makin membludak hingga hari ini. Apakah saya lulus, atau ... (akh, berat mengatakannya). Nah, hari penentuan kelulusan pun akan tiba, yakni hari Jumat tanggal 24 Mei 2013. Lalu, bagaimana hasilnya??? Tunggu ya, sabar ....bar...bar...bar....

Senin, 18 Februari 2013

Puisi



Smansaku kebangganku
karya: M.H.A. Rifai

Smansaku kebangganku,
empat puluh delapan tahun dalam realita
mengabdi dalam peluh menegakkan pilar-pilar pendidikan
berjuang menyokong peningkatan mutu generasi bangsa
mencetak generasi pelanjut pembangunan
membentuk insan yang beriman, bertakwa, bermutu, dan berbudaya
menyongsong era tinggal landas menembus batas horison.

Smansaku kebanggaanku,
di usiamu yang empat puluh delapan tahun,
keberadaanmu senantiasa tegar dan segar
menyalakan cahaya keimanan-ketakwaan di hati para siswa
mengaktifkan sinyal-sinyal peningkatan mutu dalam otak setiap siswa
membentuk citra budaya lokal dengan pemikiran global di benak para siswa

Smansaku kebanggaanku
di kala usiamu menjelang setengah abad, usahamu kian cemerlang
merajut benang-benang ilmu hari demi hari
merangkai lembar-lembar pengabdian minggu demi minggu
membentuk layar-layar prestasi  mengarungi samudera pendidikan
mengantar siswa-siswamu menuju ke pulau kesuksesan
membangun mahligai karya nyata
mengulas senyum kebahagiaan sepanjang masa.

Smansaku kebangganku,
apa yang harus kuperbuat untukmu
denganmulah kami mampu berjalan menembus batas
meraih segala asa yang telah lama tergantung
antara hayalan dan tantangan.

                                                                                             @ŘЧ, 1 Agustus ’09

Kamis, 31 Januari 2013

Artikel Pendidikan

MARI MENGGUNAKAN METODE BERVARIASI
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Oleh: Muhammad Arifai, S.Pd
(Guru SMA N 1 Watansoppeng)
A. Pendahuluan
            Guru sebagai unsur yang terlibat langsung dalam interaksi pembelajaran di sekolah, hendaknya senantiasa berusaha menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam menyajikan materi pelajaran di kelas agar  anak didik senantiasa memiliki semangat belajar dan selalu termotivasi untuk belajar di sekolah. Oleh karena itu, pengetahuan  guru terhadap berbagai pendekatan belajar atau metode pembelajaran  sangat diharapkan mengalami peningkatan dari hari ke hari, dan bahkan peningkatan itu diharapkan terjadi setiap saat dan berlanjut dari tahun ke tahun. Di sinilah peran dan tanggung jawab guru senantiasa dituntut untuk  membenahi diri dengan belajar dan terus belajar demi meningkatkan profesionalitasnya.         
            Sekarang ini masih ada anggapan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan metode ceramah sebagai pilihan utama dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengubah anggapan itu, diperlukan sebuah metode pembelajaran yang bervariasi agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan berhasil.
            Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi masalah dalam penulisan ini yaitu apakah yang dimaksud  metode bervariasi dan bagaimanakah menggunakan metode bervariasi tersebut dalam kegiatan pembelajaran?
Kata kunci: Metode bervariasi, kegiatan pembelajaran


B. Metode Bervariasi
            Metode bervariasi adalah metode yang digunakan secara bervariasi dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya penggunaan metode ceramah divariasikan dengan tanya jawab, pemodelan, inkuiri, berkelompok, dan demonstrasi. Metode-metode tersebut baik digunakan secara bergantian dalam kegiatan pembelajaran.
            Penggunaan metode secara bervariasi dalam kegiatan pembelajaran dapat menjadikan anak peserta didik tidak jenuh, aktif, dan memiliki kreativitas belajar. Guru tidak hanya menceramahi peserta didik tetapi juga berusaha menjadikannya belajar untuk mengalami sendiri materi pembelajaran  yang sedang disajikan. Untuk menjadikan anak didik mengalami sendiri materi atau bahan pembelajaran yang diberikan, guru dapat menggunakan strategi contekstual teaching learning (CTL) yang di dalamnya terdapat bermacam-macam metode pembelajaran.
            CTL adalah strategi pembelajaran yang berusaha menjadikan siswa belajar sesuai dengan kondisi nyata atau menjadikan materi pembelajaran sesuai dengan kenyataan yang ada. Melalui strategi CTL, siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.
C. Menggunakan Metode Bervariasi dalam Kegiatan Pembelajaran
            Untuk menggunakan metode bervariasi dalam pembelajaran, dapat dipilih strategi pembelajaran yang disebut contextual teaching learning (CTL). Menurut Johnson (2002: 25) bahwa sistem CTL merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu anak didik melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan  mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.
            Pembelajaran CTL menempatkan anak didik di dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual anak dan peranan guru.
            Selain itu, metode bervariasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan prinsip:          
1.      Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung. Peserta didik saling belajar dari sesamanya di dalam kelompok-kelompok kecil dan belajar bekerja sama dalam tim lebih besar (kelas). Jadi, anak diharapkan untuk berperan aktif.
2.      Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri. Lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri.
3.      Memperhatikan multi-intelegensi peserta didik. Dalam melayani anak di kelas, guru harus memadukan berbagai strategi pendekatan pembelajaran kontekstual sehingga pengajaran akan efektif bagi anak dengan berbagai intelegensinya itu.
4.      Menggunakan teknik-teknik bertanya untuk meningkatkan pembelajaran anak, perkembangan pemecahan, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
5.      Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment). Penilaian autentik mengevaluasi penerapan pengetahuan dan berpikir kompleks seorang anak, daripada  hanya sekedar hafalan informasi aktual.
D. Kesimpulan dan Saran
            Berdasarkan beberapa uraian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa metode bervariasi adalah metode yang digunakan secara bervariasi dalam kegiatan pembelajaran. Untuk menggunakan metode bervariasi dalam pembelajaran, dapat dipilih strategi contextual teaching learning (CTL). Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan secara bervariasi di antaranya : (1) bertanya (Questioning), (2) menemukan (Inquiry), (3) masyarakat belajar (Learning Community), (4) pemodelan (Modeling), dan (5) refleksi (Reflection).
            Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan kepada rekan-rekan guru agar senantiasa menggunakan metode yang bervariasi pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini demi mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang lebih menarik, menyenangkan, dan meningkatkan motivasi anak didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.

Daftar Pustaka
Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Contextual Teaching Learning. Malang: Universitar Negeri Malang.

Sardiman AM. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
            Rajawali Press.

 
Sumanto, Wasty. 2005. Petunjuk Pembinaan Pendidikan. Surabaya:
            Usaha Nasional.
           
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Yasin, dkk. 2003. Contextual Teaching and Learning dan KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
           





Opini


Hari Itu Wajah Sekolahku Berkerut
Hari itu, Senin, 29 Oktober 2012. Sekolahku, SMA N 1 Watansoppeng, tetap berdiri tegar di sudut jalan  Samudra sebelum membelok ke kanan jalan kesatria, atau ke kiri jalan Kayangan. Melewati pintu gerbang usang karena tergerus cuaca yang kadang panas kadang dingin dengan serbuan hujan tiba-tiba, dua guru berjenis kelamin perempuan dengan pakaian yang berbeda, satu berpakaian warna hijau atau yang biasa akrab disebut pakaian hansip (pertahanan sipil) dan satu lagi berpakaian seragam korpri (korps pegawai republik Indonesia) berwarna biru muda dengan motif garuda pancasila dan bunga melati, berdiri tegak menyambut siswa yang datang sambil mengulurkan tangan berjabat tangan.
Menurut daftar petugas yang tertempel di kaca kuseng ruangan tata usaha, guru yang bertugas menyambut siswa dengan simbol 3 S (salam, senyum, sapa) pagi itu ada lima guru. Namun, entah mengapa, yang berdiri hanya dua orang guru. Mungkin hal inilah yang menjadikan wajah sekolahku berkerut hari ini.
Matahari terus mendaki dinding-dinding cakrawala dan waktu pun berjalan meninggalkan kerutan-kerutan kesedihan di wajah sekolahku. Tibalah saatnya upacara bendera dimulai. Para siswa memasuki lapangan upacara bersama petugas upacara yang siap melaksanakan tugasnya. Saat protokol mulai membaca susunan acara upacara bendera, terlihat para guru dan staf tata usaha berdiri di teras ruangan guru. Meskipun upacara hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya karena hari ini semua guru dan staf tata usaha peserta upacara di haruskan menandatangani daftar hadir, namun guru dan staf tata usaha yang ikut upacara tetap tidak mencapai angka 70% dari jumlah guru yang  64 orang ditambah staf tata usaha sebanyak 5 orang. Kali ini, wajah sekolahku tambah berkerut.
Selesai upacara bendera, bel sekolah pun berteriak “ jam pelajaran pertama selesai, jam kedua dimulai”. Artinya, siswa diharapkan masuk kelas menunggu guru yang akan mengajar pada  jam pelajaran kedua dan ketiga. Para guru yang memiliki tugas mengajar pada jam kedua pun segera masuk kelas. Akan tetapi, siswa kelas X 4 hari ini tidak belajar. Menurut jadwal pelajaran yang terpampang di ruangan kurikulum, hari itu kelas X 4 belajar fisika mulai jam kedua hingga jam keempat.Namun, karena guru yang bertugas untuk mata pelajaran tersebut sakit dan guru yang menjadi team teachingnya atau mitra kerjanya juga tidak hadir, jadilah kelas X 4 mendapat bonus waktu untuk tidak belajar. Kali ini wajah sekolahku pun semakin berkerut.
Sungguh kasihan sekolahku. Diusianya yang menginjak 51 tahun, ia harus memikul dua sisi yang kian berat. Di satu sisi ia harus mencerdaskan generasi muda penerus perjuangan bangsa, menciptakan insan-insan intelektual yang akan melanjutkan pembangunan bangsa ini, dan menjadi pilar utama peningkatan mutu pendidikan di daerah ini, di sisi lain ia harus berjuang melawan penyakit yang menggerogoti nuraninya. Berbagai virus dengan karakter yang berbeda kian hari kian kuat menggigit dinding-dinding nurani tersebut. Bagaimanakah cara mengobati virus tersebut? Tuhan... berikanlah petunjuk-Mu.
                                                                                                                              (*/Mrf)